Lelah aku...
Di setapak jalan...
Sejengkal langkah...
Derunya suara...
Dan keramaian yang membisukan diri...
Rindu aku...
Saat ku bisa kembali...
Merapihkan sisa-sisa diri...
Menggapai kenikmatan...
Dan ketenangan diri...
Merapihkan kembali...
Walaupun jalan itu harus sendiri..
Adalah perjuangan di saat hanya ku harap ridha Ilahi..
Secerah dan kedamaian hati...
Adalah harapan ku saat ini...
Cobaan yang ku hadapi...
Kadang membuatku prustasi...
Namun tersadar akan segala kekuatan di luar diri..
Tak ada yang kita punya selain hanya menunggu dan menanti...
Menanti saat ajal itu datang menjemput diri...
Di setapak jalan...
Sejengkal langkah...
Derunya suara...
Dan keramaian yang membisukan diri...
Rindu aku...
Saat ku bisa kembali...
Merapihkan sisa-sisa diri...
Menggapai kenikmatan...
Dan ketenangan diri...
Merapihkan kembali...
Walaupun jalan itu harus sendiri..
Adalah perjuangan di saat hanya ku harap ridha Ilahi..
Secerah dan kedamaian hati...
Adalah harapan ku saat ini...
Cobaan yang ku hadapi...
Kadang membuatku prustasi...
Namun tersadar akan segala kekuatan di luar diri..
Tak ada yang kita punya selain hanya menunggu dan menanti...
Menanti saat ajal itu datang menjemput diri...
Ternyata .................
Inilah Suara Hati Seseorang Yang Tanpa Pernah Aku Pikirkan Sebelumnya Untuk Ku Baca .., Kutemukan Ini Dan Ingin Aku Berbagi Dengan Kalian Para Ikhwan .., Inilah Keikhlasan Seorang Ikhwan Yang Tak Kusangka Akan Sanggup Membahasakannya Dalam Sebuah Tulisan .
Ternyata mencintaimu mengajarkanku banyak hal ....
Mengajarkan kesabaran menghadapi pasang surut arusmu ....
yang kudekati menjauh dan kujauhi mendekat ....
Berpikir positif tentang huruf-huruf cinta yang tak jelas untuk siapa ....
Menghilangkan keraguan sebab kata 'suka' yang terucap pada banyak pria.
Ternyata menunggumu membuatku lebih kuat ....
Karena sanggup memaksaku melawan jenuh yang tiap saat menggoda untuk berpaling ke lain hati ....
Ternyata menginginkanmu menjadikanku sosok yang lebih optimis ....
Karena harus bisa menghancurkan minder diri bersaing dengan banyak pria hebat yang sama menginginkanmu ....
Ternyata mendambakanmu adalah proses perbaikan banyak sisi kehidupanku ....
Biar nanti bila dikehendaki .. pantas jadi imam bagimu ,
Tapi bila tidak .. maka menjadikanku pantas jadi imam bagi orang lain ....
Ternyata bergaul denganmu hampir menjadikanku lelaki sejati ....
Yang berani jujur tentang kesalahan , tentang kelemahan dan tentang kehampaan hidup .
Akhirnya .....................
Bila nanti Allah izinkan aku untuk menikahimu , maka itu adalah satu kemenangan besar , sebab itu tanda yang pasti kalau aku sudah jadi manusia yang lebih baik dari sebelum bertemu denganmu , Sekaligus membuka lembar perjuangan baru , karena menikahimu adalah tantangan tanpa akhir yang harus kuhadapi dan kujalani demi kesempurnaan diri bersanding dengan wanita yang sanggup buatku malu akan agama serta akhiratku .
Dan ........ mencintaimu ternyata adalah tanda sayang-Nya padaku , satu pelajaran besar bahwa cinta sejati adalah proses pendidikan untuk membenahi diri .
Maka bilapun tidak memilikimu , setidaknya aku tak begitu kecewa , sebab melalui cintaku padamu , Allah menjadikanku lelaki yang lebih baik lewat proses ini . Aku pasrahkan pada Allah urusan kita , bila Dia berkehendak , maka rinduku bersambut rindumu , tapi bila Dia tak mentakdirkan kita bersatu , maka rinduku bertepuk sebelah hati .
Dan ......... biarlah Dia tentukan akhir kisah kita .
Sumber : di ambil dari catatan... Ibtisam Amira Syahzana
Titian jalan....
Terjalan angin...
Kadang membuatku tak kuat...
Tak kuat ntuk terus melangkah dan berjalan...
Namun ada sebuah kebimbangan apakah ku bisa...
Kadang ku capek dan lemah...
Melewatinya...
Melawan hempasan gelombangnya...
Ku tak kuat selain ku coba ntuk bisa bertahan...
Ku cari setiap sandaran...
Di saat ku tersandung dalam sebuah bahtera kehidupan...
Ku coba bergerak walau dalam kelemahan...
Perlahan, pelan namun terencanakan...
Ku coba memahami...
Di saat keinginan dan ego menguasai diri...
Di saat ku susah ntuk bisa memberi..
Sekedar secercah wajah indah nan berseri...
Sang mentari...
Ku ingin ia memberi rasa bahagia di hati...l
Saat tak bisa dan tak ada...
Manusia yang bisa ku ajak ntuk saling berbagi...
Setengah raga...
Dalam hempasan dan lembutnya jiwa...
Ego, amarah, emosi yang berkecamuk dalam jiwa...
Hanya gemuruh suara yang menggema...
Ku hanya ingin memberi cinta...
Di saat kering dan gersangnya nurani manusia...
Di saat tak ada sesuatu yang hadir dan menyapanya...
Selain perjalanan waktu yang bisa mendewasakanya...
Tak ada...
Dan tak bisa untuk ku ungkapkanya...
Selain hanya ku tulis dalam goresan pena...
Yang hanya ku ingin menghiasi dunia dengan cinta...
Ku terhempas...
Terdorong dalam derasnya gelombang...
Kuat dan tak bisa untuk ku lawan...
Terjatuh dan terbentur..namun ku masih bisa bertahan...
Ku masih bernafas...
Ku masih bisa ntuk bergerak...
Untuk bisa...
Memberi cinta dan rasa sayang...
Kadang membuatku tak kuat...
Tak kuat ntuk terus melangkah dan berjalan...
Namun ada sebuah kebimbangan apakah ku bisa...
Kadang ku capek dan lemah...
Melewatinya...
Melawan hempasan gelombangnya...
Ku tak kuat selain ku coba ntuk bisa bertahan...
Ku cari setiap sandaran...
Di saat ku tersandung dalam sebuah bahtera kehidupan...
Ku coba bergerak walau dalam kelemahan...
Perlahan, pelan namun terencanakan...
Ku coba memahami...
Di saat keinginan dan ego menguasai diri...
Di saat ku susah ntuk bisa memberi..
Sekedar secercah wajah indah nan berseri...
Sang mentari...
Ku ingin ia memberi rasa bahagia di hati...l
Saat tak bisa dan tak ada...
Manusia yang bisa ku ajak ntuk saling berbagi...
Setengah raga...
Dalam hempasan dan lembutnya jiwa...
Ego, amarah, emosi yang berkecamuk dalam jiwa...
Hanya gemuruh suara yang menggema...
Ku hanya ingin memberi cinta...
Di saat kering dan gersangnya nurani manusia...
Di saat tak ada sesuatu yang hadir dan menyapanya...
Selain perjalanan waktu yang bisa mendewasakanya...
Tak ada...
Dan tak bisa untuk ku ungkapkanya...
Selain hanya ku tulis dalam goresan pena...
Yang hanya ku ingin menghiasi dunia dengan cinta...
Ku terhempas...
Terdorong dalam derasnya gelombang...
Kuat dan tak bisa untuk ku lawan...
Terjatuh dan terbentur..namun ku masih bisa bertahan...
Ku masih bernafas...
Ku masih bisa ntuk bergerak...
Untuk bisa...
Memberi cinta dan rasa sayang...
Hamparan ketegaran
Detik di mana...
Ku ingin mengungkapkan sebuah rasa...
Pada sejuta hati manusia...
Saat sang rembulan tak ada senyuman bahagia..
Manusia...
Kadang ku tak mengerti dengan apa yang ada...
Lisan, rupa dan rasa...
Seakan menyatu dalam genggaman jiwa...
Ku tertidur di heningnya malam...
Beralaskan selembar tikar hitam...
Satu buah bantal dan selimut penghangat badan..
Seakan memberi sedikit kenyamanan..
Ku duduk dalam sebuah hamparan...
Kadang panas penuh dengan kabut hitam...
Ku ingin mencari sedikit rasa...
Yang bisa ku beri di setiap hamparan cinta...
Dunia...
Kadang membentuku untuk menjadi keras...
Namun ku tak bisa dan tak suka...
Karena ku lebih menyukai arti sebuah kelembutan...
Dalam hamparan telaga...
Aku berjalan dan mencari kehangatan...
Menyusuri setiap bukit-bukit reruntuhan...
Tak ada mutiara.. selain hanya batu reruntuhan...
Ku ingin memberi...
Di saat tak ada yang bisa ku beri...
Ku ingin berbagi...
Di saat kerasnya hidup yang ku alami...
Ku ingin bisa memahami...
Di saat tak ada yang bisa memahami...
Ku ingin berlari...
Di saat ku mencoba mengejar sebuah mimpi...
Aku lemah...
Namun ku tak mau terus dalam kelemahan...
Aku bisa tegar...
Di saat ku mencoba melawan setiap kelemahan...
Ku ingin mengungkapkan sebuah rasa...
Pada sejuta hati manusia...
Saat sang rembulan tak ada senyuman bahagia..
Manusia...
Kadang ku tak mengerti dengan apa yang ada...
Lisan, rupa dan rasa...
Seakan menyatu dalam genggaman jiwa...
Ku tertidur di heningnya malam...
Beralaskan selembar tikar hitam...
Satu buah bantal dan selimut penghangat badan..
Seakan memberi sedikit kenyamanan..
Ku duduk dalam sebuah hamparan...
Kadang panas penuh dengan kabut hitam...
Ku ingin mencari sedikit rasa...
Yang bisa ku beri di setiap hamparan cinta...
Dunia...
Kadang membentuku untuk menjadi keras...
Namun ku tak bisa dan tak suka...
Karena ku lebih menyukai arti sebuah kelembutan...
Dalam hamparan telaga...
Aku berjalan dan mencari kehangatan...
Menyusuri setiap bukit-bukit reruntuhan...
Tak ada mutiara.. selain hanya batu reruntuhan...
Ku ingin memberi...
Di saat tak ada yang bisa ku beri...
Ku ingin berbagi...
Di saat kerasnya hidup yang ku alami...
Ku ingin bisa memahami...
Di saat tak ada yang bisa memahami...
Ku ingin berlari...
Di saat ku mencoba mengejar sebuah mimpi...
Aku lemah...
Namun ku tak mau terus dalam kelemahan...
Aku bisa tegar...
Di saat ku mencoba melawan setiap kelemahan...
Segenggam kalimah cinta
Aku ingin bertanya...
Pada sejuta hati manusia
Apakah yang membuat mereka bisa bahagia
Dan apakah yang bisa membuat mereka terluka
Ku hanya ingin berkata...
Dengan segala kejujuran hati yang ada
Dengan segala keikhlasan dan ketulusan hati manusia
Dengan segala renungan yang terlahir dari dasar jiwa
Ku hanya ingin berkata...
Dan berteriak pada sejuta hati manusia
Adakah manusia yang sempurna di dunia
Bukanlah semua manusia terlahir dalam keadaan sama
Apa yang membuat kita berbeda...
Apa yang membuat kita terhalang dengan segala beban yang ada
Apa yang membuat kita merasa lebih dari segala kelemahan yang ada
Tak ada... selain kita hanya lemah di hadapaNya....
Kita hanyalah setitik makhluk kecil dan hina di hadapaNya...
Ku hanyalah seonggak hati manusia yang berjalan dengan segala yang ada
Berjalan dengan segala hempasan raga
Mencintai dan memaknai dengan apa yang ada..
Hamparan yang luas....
Pandangan yang kabut...
Jiwa yang kabut, layu dan nan kelabu
Lemah, lunglai, letih dan juga lesu
Tak ada sebuah harapan...
Terkurung dalam sebuah keputusasaan..
Hampa, kosong dalam sebuah ketidakpastian
Tanpa ada sebuah hal yang membuat dirinya nyaman...
Ku hanyalah manusia yang hanya bisa berjalan...
Dalam setiap lorong-lorong kegelapan..
Yang hanya mencoba ntuk menjadi segenggam cahaya
Yang bisa menyinari dan berbagi dengan segala yang ada..
Wahai manusia....
Adakah segenggam cinta dan cahaya...
Yang bisa kita beri dan berbagi dengan sesama
Yang terlahir dari segala kelembutan hati dan perasaan yang ada
Pada sejuta hati manusia
Apakah yang membuat mereka bisa bahagia
Dan apakah yang bisa membuat mereka terluka
Ku hanya ingin berkata...
Dengan segala kejujuran hati yang ada
Dengan segala keikhlasan dan ketulusan hati manusia
Dengan segala renungan yang terlahir dari dasar jiwa
Ku hanya ingin berkata...
Dan berteriak pada sejuta hati manusia
Adakah manusia yang sempurna di dunia
Bukanlah semua manusia terlahir dalam keadaan sama
Apa yang membuat kita berbeda...
Apa yang membuat kita terhalang dengan segala beban yang ada
Apa yang membuat kita merasa lebih dari segala kelemahan yang ada
Tak ada... selain kita hanya lemah di hadapaNya....
Kita hanyalah setitik makhluk kecil dan hina di hadapaNya...
Ku hanyalah seonggak hati manusia yang berjalan dengan segala yang ada
Berjalan dengan segala hempasan raga
Mencintai dan memaknai dengan apa yang ada..
Hamparan yang luas....
Pandangan yang kabut...
Jiwa yang kabut, layu dan nan kelabu
Lemah, lunglai, letih dan juga lesu
Tak ada sebuah harapan...
Terkurung dalam sebuah keputusasaan..
Hampa, kosong dalam sebuah ketidakpastian
Tanpa ada sebuah hal yang membuat dirinya nyaman...
Ku hanyalah manusia yang hanya bisa berjalan...
Dalam setiap lorong-lorong kegelapan..
Yang hanya mencoba ntuk menjadi segenggam cahaya
Yang bisa menyinari dan berbagi dengan segala yang ada..
Wahai manusia....
Adakah segenggam cinta dan cahaya...
Yang bisa kita beri dan berbagi dengan sesama
Yang terlahir dari segala kelembutan hati dan perasaan yang ada
Langgan: Entri (Atom)
Komentar
Posting Komentar